coach-patrick-kluivert-berakhir-siapa-penggantinya

Coach Patrick Kluivert Berakhir, Siapa Penggantinya?

Coach Patrick Kluivert Berakhir, Siapa Penggantinya? Keputusan PSSI memutuskan kerja sama dengan pelatih tim nasional Indonesia, Patrick Kluivert, pada 16 Oktober 2025, langsung jadi headline sepak bola nasional setelah Garuda tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2026. Sang mantan striker Barcelona dan Ajax, yang ditunjuk Januari lalu dengan kontrak dua tahun, berpisah secara damai setelah hampir 12 bulan menangani skuad senior, U-23, dan U-20. Langkah ini datang pasca kekalahan telak 0-5 melawan Irak di Jeddah, 11 Oktober, yang mematikan mimpi lolos ke putaran final di AS, Kanada, dan Meksiko. Kluivert, 49 tahun, gagal bawa perubahan signifikan meski tim dibangun dari pemain diaspora Belanda yang naturalisasi. Kini, sorotan tertuju pada pengganti: PSSI butuh figur yang bisa stabilkan tim menjelang AFF Cup akhir tahun dan target Asian Cup 2027. Artikel ini bahas perjalanan Kluivert, pencapaiannya, alasan pisah, dan kandidat kuat pengganti, berdasarkan dinamika sepak bola Indonesia yang lagi transisi pasca-Shin Tae-yong. BERITA BASKET

Perjalanan Patrick Kluivert Sebagai Pelatih Timnas Indonesia: Coach Patrick Kluivert Berakhir, Siapa Penggantinya?

Patrick Kluivert datang ke Indonesia dengan resume gemilang sebagai pemain: 40 gol untuk Belanda, gelar Liga Champions 1995 bareng Ajax, dan era emas di Barcelona di sisi Ronald Koeman. Tapi karier kepelatihannya lebih bumpy – dari asisten di Curaçao, direktur akademi Barca, sampe singgah singkat di Adana Demirspor Turki 2023. PSSI rekrut dia Januari 2025 gantikan Shin Tae-yong, yang mundur Desember 2024 usai Garuda tersingkir dini di Piala AFF. Tujuannya jelas: Manfaatkan koneksi Belanda untuk integrasikan pemain naturalisasi seperti Jay Idzes, Maarten Paes, atau Thom Haye, yang jadi tulang punggung skuad.
Debut Kluivert 20 Maret 2025 lawan Australia di kualifikasi Piala Dunia: Kalah 1-5, tapi itu awal pahit dari 10 laga di babak ketiga dan keempat AFC. Prestasi terbaiknya? Kemenangan 2-0 atas Bahrain April 2025, yang sempat angkat semangat, plus seri 1-1 dengan Arab Saudi Juni lalu. Dia terapkan gaya menyerang total football ala Belanda, tapi sering kena kritik karena skuad kurang solid di belakang – kebobolan rata-rata 2 gol per laga. Kluivert juga bangun fondasi U-20 dan U-23, tapi hasil campur: U-23 kalah di SEA Games, U-20 gagal lolos Piala Asia. Secara keseluruhan, dia bawa 15 poin dari 18 laga, tapi kegagalan lolos Piala Dunia jadi titik hitam. PSSI apresiasi dedikasinya, tapi mutual agreement ini sinyal restrukturisasi Erick Thohir untuk era baru.

Alasan Pemisahan Patrick Kluivert dan Dampak Bagi Timnas: Coach Patrick Kluivert Berakhir, Siapa Penggantinya?

Pisahnya Kluivert bukan pemecatan dramatis, tapi kesepakatan mutual yang PSSI umumkan via X resmi mereka, 16 Oktober pagi. Alasan utama: Kegagalan strategis pasca-rungkat 0-5 Irak, di mana Garuda gagal cetak gol meski kuasai bola 55%. Ini akhiri harapan lolos interkontinental playoff, tinggalkan Indonesia di peringkat 3 Grup B babak keempat. Internal, ada friksi: Pemain diaspora sering keluh soal adaptasi taktik, plus tekanan dari fans yang lebih suka Shin karena prestasi AFF 2024. Kluivert sendiri akui di Instagram, “Tanggung jawab kegagalan ini di bahu saya,” nunjukin sikap profesional.
Dampaknya langsung terasa: Timnas senior butuh caretaker untuk laga uji coba November, sementara U-23 dan U-20 ikut goyang. PSSI bilang ini langkah ambil arah strategis, fokus bangun skuad lokal campur diaspora untuk jangka panjang. Tapi kritik muncul: Apakah ini terburu-buru? Beberapa analis bilang Kluivert butuh waktu lebih, tapi Erick Thohir prioritas hasil cepat jelang pemilu PSSI 2026. Secara finansial, pemutusan kontrak hemat biaya – gaji Kluivert sekitar Rp2 miliar per bulan, total Rp20 miliar setahun. Bagi fans, ini momen refleksi: Sepak bola Indonesia naik ranking FIFA ke 131 dari 170 sejak 2020, tapi lolos Piala Dunia masih mimpi.

Kandidat Pengganti Patrick Kluivert: Siapa yang Siap Ambil Alih?

PSSI belum umumkan nama resmi, tapi spekulasi langsung panas. Kandidat terkuat: Shin Tae-yong kembali, meski dia tolak rumor via media Korea. Shin, 56 tahun, sukses bawa Garuda juara AFF 2024 dan naikkan ranking, tapi mundur karena friksi dengan diaspora. Alasan comeback? Familiaritas dan dukungan fans kuat, plus kontrak fleksibel. Opsi kedua: Indra Sjafri, pelatih lokal sukses di U-17 dan U-20, yang bisa bawa energi domestik tanpa drama naturalisasi.
Nama internasional lain: Urs Fischer (eks Union Berlin, gaya defensif solid) atau eks pelatih Vietnam Park Hang-seo, yang paham sepak bola ASEAN. Dari Belanda, Ronald Koeman – mantan rekan Kluivert di Barca – disebut-sebut, tapi sulit karena komitmen timnasnya. PSSI targetkan pengumuman akhir Oktober, dengan prioritas pelatih Asia atau Eropa yang paham diaspora. Sementara itu, asisten Kluivert seperti Brian Fokke mungkin jadi caretaker sementara. Pilihan ini krusial: Pengganti harus balance taktik modern dengan kultur lokal, target minimal semifinal AFF 2025 dan lolos Asian Cup 2027.

Kesimpulan

Akhir era Patrick Kluivert tutup babak ambisius PSSI di kualifikasi Piala Dunia, tapi buka pintu restrukturisasi yang bisa bikin timnas lebih kuat jangka panjang. Dari perjalanan gemilangnya sebagai pemain ke tantangan pelatih di Indonesia, Kluivert tinggalkan legacy adaptasi diaspora meski hasil kurang memuaskan. Alasan pisah yang mutual dan dampak transisinya nunjukin sepak bola kita lagi matang, sementara kandidat pengganti seperti Shin atau Indra janjikan harapan baru. Buat Garuda, ini bukan akhir, tapi restart – fokus AFF dan Asian Cup biar mimpi Piala Dunia 2030 tak pudar. PSSI harus cepat gerak, fans tetap dukung, dan pelatih baru bawa angin segar. Sepak bola Indonesia maju terus, satu langkah demi satu.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *